Thursday, 30 April 2015

Puisi

Turunan Sunyi

malam adalah turunan sunyi
menjad sepi
menenggelamkan kecipak kata
pada bola mata
bukan barangkali lagi, ia memahitkan nyeri
sebuah suguhan menjelang pagi
sampai embun mengetuk pintu
pada jendela-jendela tak berkaca
melelehkan air mata
padamkan nyala secara perlahan

Januari 2014

Pohon yang Lebih Menyebalkan

aku paling sebal berbincang
dengan pohon yang tidak memiliki banyak cabang
selalu membawaku pada ruang yang sama
: dihuni ngengat dan kecoa
dari stomata menyembul bualan berwarna ungu
di tempias kata, aku masih mengerling bisu
barangkali aku mulai membencinya
namun aku takut pada ucapan perempuan
yang wajahnya mengalir doa
"sengit ki ndulit"
maka aku menawarkannya
dengan mendengarkan lagi
ribuan bualan yang mulai anyir
dari sana keluar bening basah
menjelma pohon
yang lebih menyebalkan

Januari 2014

Hikayat Bulu Mata

bulu mata yang patah
jatuh
berdarah

No comments:

Post a Comment