Carut marut pengelolaan
Negara yang terjadi di negeri ini kian hari kian menjamur. Kecarut-marutan itu
tidak hanya terjadi di tingkat atas. Bahkan tingkat bawahpun ikut terjangkiti.
Tidaklah susah mencari berita kecarut-marutan negeri ini. Kita dapat menyaksikan
dengan mudah di media cetak maupun elektronik. Seolah-olah itu adalah suguhan
sehari-hari rakyat. Disela kasus-kasus korupsi yang marak, rakyat baru-baru ini
disuguhi tontonan berita yang menambah kegalauan hati mereka, yaitu rencana
kenaikan harga BBM mulai 1 April mendatang.
Alasan klasik
yang sering digulirkan pemerintah adalah harga minyak dunia yang naik, sehingga
memicu kenaikan harga BBM di Indonesia. Bahkan kenaikan pun tidak hanya BBM,
rencananya pemerintah juga akan menaikkan tariff dasar listrik.
Kenaikan BBM awal
tahun ini tentunya akan menambah daftar masalah serius bagi negeri ini.
Khususnya rakyat kecil, betapa tidak? Bisa dipastikan jika BBM naik tentu saja hampir
semua barang-barang akan ikut naik. Rakyat dengan gaji pas-pasan akan semakin
sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat harga bahan-bahan pokok naik.
Rakyat kian menjerit. Bukan tidak mungkin akan menambah jumlah rakyat yang memakan
nasi aking (nasi basi yang dikeringkan).
Namun, masalah
tidak akan berhenti hanya pada pemenuhan kebutuhan pokok rakyat saja, kekerasan,
pengangguran, kriminalitas, pencurian, bahkan pembunuhan akan semakin
menjadi-jadi. Juga berbagai masalah baru yang timbul akibat kenaikan BBM.
Bila ditanya, siapakah
yang akan diuntungkan dalam kenaikan BBM ini? Tentunya bukan rakyat, melainkan
perusahaan-perusahaan asing yang telah mengambil alih (privatisasi) pengelolaan
sektor migas negeri ini. Apalagi jika nanti pemerintah benar-benar akan
menghapuskan subsidi BBM. Pengusaha-pengusaha asing akan tepuk tangan karena
kegirangan. Sebab mereka bisa dengan leluasa mengeruk keuntungan
sebanyak-banyaknya dan memasukkan ke kantong mereka tanpa menyisakan sepeserpun
untuk rakyat negeri ini..
Keputusan
kenaikan BBM ini masih menunggu keputusan dari DPR dan Presiden. Maka sebelum
keputusan itu dibuat, pemerintah perlu melihat lebih dekat derita akar rumput, bila
mengambil keputusan terkait kenaikan BBM. Jangan hanya melihat dari segi untung
rugi.
Salah satu
faktor berdirinya sebuah negara adalah rakyat. Maka tak ada salahnya jika
setiap kebijakan yang diambil harus pro rakyat. Apalagi jika mengingat awal mula
mereka menjadi pemimpin dan berkuasa, mereka dipilih oleh rakyat melalui
pemilihan umum. Sehingga kewajiban pemimpin adalah mengemban amanah untuk
mensejahterakan rakyat.
Dan yang perlu
diingat pemimpin negeri ini adalah bawasanya kelak seorang pemimpin akan
dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang ia pimpin.
susah banget kalo BBM naik ya
ReplyDeletesemuanya ikut ikutan naik
bahkan saat masih berbentuk wacana, semua barang juga beranjak naik