Sunday 3 July 2011

Dimensi CeRmin adalah seperti kau

Hidup ini berdimensi Cermin. Engkau adalah apa yang ada di cermin. Itu sebabnya dikatakan bahwa hidup bagaikan gema. Cermin adalah gema kita. Cobalah berteriak : “kamu baik” satu kali saja, maka gema akan membalasnya : “kamu baik...kamu baik...kamu baik...ik...ik...ik...” dengan berulang-ulang. Tetapi kalau Engkau berteriak “kamu jelek”, maka gema akan membalas..." kamu jelek...kamu jelek...kamu jelek banget....nget..nget..nget
..." Nha Lho?

Artinya, kata-kata Engkau pun adalah cermin diri Engkau yang sesungguhnya. Kalau hari ini Engkau lebih suka melontarkan kata-kata yang tidak sopan, tidak senonoh, memaki, berprasangka buruk, memfitnah dan sebagainya, maka itulah jati dirimu yang sesungguhnya. Teko yang berisi teh, pasti akan mengeluarkan teh. Manusia yang berisi keburukan dan dosa, pasti kata-katanya pun bernuansa buruk dan dan dosa.

Maka mulai hari ini, marilah kita menjaga kualitas kata-kata kita, dihadapan saudara-saudara kita. Jauhkan diri dari kebiasaan menghina, sebab sebenarnya kalau kita menghina saudara kita maka sungguh kitalah yang hina. Orang hina hanya akan mengatakan hal-hal yang menghina. Dan mulailah untuk berkata-kata yang baik, positif, dan terjaga.



Engkau pun bisa bercermin dengan kejadian-kejadian natural yang ada di sekitarmu. Yang ada di alam semesta. Engkau akan bertambah cerdas jika selalu bercermin. Banyak sekali yang bisa Engkau pelajari hikmahnya dari semesta. Misal :

1. Engkau bisa belajar dari ikan. Ternyata ikan akan lebih cepat besar ketika diternak di air yang bergerak dibanding di air yang diam atau kolam. Artinya, Engkau akan lebih cepat dewasa ketika Engkau hidup dipenuhi berbagai macam ujian dan masalah. Masalahlah yang membantu menggerakkan dirimu menuju impianmu. Tanpa adanya masalah mungkin Engkau tidak akan pernah sekuat ini, tidak akan pernah sesukses ini.

2. Engkau juga bisa belajar dari BINTANG yang bersinar terang di kegelapan malam. Sehingga Engkau paham, agar bisa hidup menjadi sang bintang maka Engkau harus berani menghadapi kegelapan malam. Berani menghadapi masalah-masalah hidupmu yang sepertinya begitu runyam, padahal menjanjikan kecerahan.

3. Setelah belajar dari ikannya, Engkau pun bisa belajar dari airnya yang bergerak. Ternyata, air yang yang bergerak dan mengalir, lebih tahan lama kesegarannya dibandingkan air yang diam. Air yang diam akan lebih cepat membusuk. Pelajaran yang bisa diambil adalah bahwa ketika Engkau lebih suka berteriak daripada bergerak, lebih suka mencaci daripada beraksi, lebih suka diam dari pada berjuang, maka hidupmu akan lebih cepat busuk dan jauh dari kualitas. Bergeraklah.

4. Engkau pun bisa belajar dari hukum semesta yang bernama “The Law of Attraction”, yakni hukum ketertarikan. Pikiran dan perasaanmu menarik apa pun yang ada di semesta, sesuai dengan frekuensinya. Sehingga, jika Engkau berbahagia maka Engkau sedang menarik atau mengundang kebahagiaan lainnya. Jika Engkau marah, mengumbar emosi, maka Engkau pun sedang menarik emosi-emosi lainnya.

Sehingga jika hari ini Engkau dekat dan sering berkumpul bersama orang-orang yang berperilaku negatif, maka sebenarnya Engkau pun negatif. Sebab, biasanya orang baik seringkali hanya berkumpul dengan orang baik, penjahat berkumpul dengan penjahat, orang mati berkumpul dengan orang mati, koruptor berkumpul dengan koruptor lainnya. Ingatlah, semanis apapun buah jeruk, tapi jika jeruk tersebut berada di tengah tumpukan sampah yang busuk, maka sebagian besar orang akan menduga bahwa jeruk itu pun busuk.

Sekali lagi, apa pun yang ada di sekitarmu adalah cerminan dirimu, untukmu. Bercerminlah selalu dengan kehidupanmu, lakukan instrospeksi, dan buatlah dirimu yang mewarnai lingkunganmu, dan bukan lingkungan yang mewarnaimu. Kecuali Engkau sudah berada di lingkungan yang baik, maka bersyukurlah kepada Allah. Dan warnailah lebih lanjut dengan warna terbaik yang Engkau miliki.

Wallahu alam
sumber : saya lupa tapi yang jelas ini bukan tulisan saya

No comments:

Post a Comment